Memiliki waktu tidur yang sedikit selama ini diketahui bisa
mempengaruhi kesehatan. Tapi ternyata tidak hanya itu, memiliki jam tidur
sedikit juga bisa memicu banyaknya mimpi.
"Ketika seseorang tidur maka intensitas tidur akan
meningkat yang berarti aktivitas otak menjadi lebih besar, maka mimpi pasti
akan meningkat dan kemungkinan lebih jelas," ujar ahli saraf dan juga
direktur Minnesota Regional Sleep Disorders Center di Minneapolis, Mark
Mahowald, seperti dikutip dari ScientificAmerican, Kamis (15/12/2011).
Fenomena ini disebut dengan REM rebound yaitu gerakan mata
cepat saat kelopak mata tertutup. Dalam kondisi ini orang paling banyak
bermimpi dan aktivitas otak menyerupai kehidupan nyata.
Namun pada saat yang bersamaan, otot menjadi lemas dan
seseorang berbaring tanpa bisa menggerakkan tubuhnya atau merasa lumpuh. Hal
ini membuat seolah-olah otak melindungi tubuh untuk tidak bergerak.
Dalam studi tahun 2005 yang diterbitkan jurnal Sleep, Tore
Nielsen, direktur Dream and Nightmare Lab di Sacre-Coeur Hospital, Montreal
menuturkan kehilangan 30 menit waktu REM di satu malam bisa menyebabkan
peningkatan REM di malam berikutnya sebesar 35 persen.
Namun jika seseorang mengalami kekurangan waktu tidur secara
terus menerus, maka secara otomatis jumlah waktu REM yang dimilikinya juga akan
semakin berkurang.
"Ditemukan adanya lonjakan nilai REM dari 74 menit
menjadi 100 menit di malam berikutnya. Hasil lain yang ditemukan adalah terjadi
peningkatan intensitas mimpi saat kekurangan REM," ujar Nielsen.
Beberapa hal bisa menjadi penyebab berkurangnya REM (penekan
REM) pada malam itu dan malam selanjutnya, seperti konsumsi alkohol, penggunaan
rokok atau nikotin, mengonsumsi obat tekanan darah serta antidepresan.
Sumber : Detik Health
0 comments:
Posting Komentar