Bidan biasanya bekerja hanya sebatas menolong orang
melahirkan. Tapi di Desa Duwet Magetan, seorang bidan mau berjualan
sampah-sampah kardus, plastik dan lalu uangnya dikumpulkan untuk diberikan pada
anak gizi buruk.
Gizi buruk masih menjadi masalah di Desa Duwet, Kecamatan
Bendo, Magetan, Jawa Timur. Untuk mengatasi hal tersebut, Bidan Sri Partiyah
mendirikan bank sampah demi meningkatkan ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Bidan Sri Partiyah mengubah sampah dari benda yang tidak
bermakna menjadi sesuatu yang menghasilkan. Sampah yang sudah terkumpul akan
dipilih dan dipilah sesuai jenisnya, kemudian ditimbang untuk menentukan
harganya dan dijual ke pengepul.
"Gizi buruk ini masih tergantung sama pemerintah, kalau
bantuan ini dihapus maka balita akan mengalami gizi buruk lagi," ujar
Bidan Sri Partiyah, finalis Srikandi Award untuk kategori Pemberdayaan Ekonomi,
saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Senin (19/12/2011).
Ide mendirikan bank sampah ini bermula ketika ia pergi ke
pengepul barang rongsokan, diketahui bahwa pengepul ini memiliki laba yang tinggi.
Kondisi ini memicunya untuk mulai mendirikan bank sampah khusus untuk sampah
anorganik.
"Sosialisasi dilakukan di tingkat RT dan ternyata
masyarakat sangat antusias, sehingga mulai mengumpulkan sampah yang dilakukan
tiap minggu pertama setiap bulannya," ujar Bidan Partiyah.
Bank sampah ini mulai berdiri Juni 2010 dengan anggota
sebanyak 13 orang, tapi kini anggotanya sudah bertambah menjadi 348 orang.
Sampah-sampah yang dikumpulkan dihargai sesuai jenisnya, misal untuk kardus
dihargai Rp 1.500/kg dan plastik Rp 200/kg.
Awalnya hasil dari bank sampah hanya ini untuk memberikan
bantuan pada balita yang mengalami gizi buruk, karena salah satu penyebab
balita gizi buruk adalah keluarga tidak mampu memberikan asupan gizi yang baik.
Namun sejak tahun 2011, manfaatnya ditambah untuk
pemeriksaan golongan darah gratis pada ibu hamil dan calon pendonornya serta
modal penanaman buah pepaya. Penanaman pepaya ini bisa menambahkan penghasilan
masyarakat dan memenuhi kebutuhan kesehatannya.
"Selain itu dulu kaleng-kaleng dibiarkan saja, sekarang
masyarakat berperilaku lebih sehat seperti mengamankan kaleng-kaleng ini agar
tidak menjadi sarang nyamuk," ujar Partiyah yang menjadi Bidan PTT pada
tahun 1994.
Tabungan bank sampah ini juga membantu masyarakat saat
anaknya sakit, karena tabungan ini bisa diambil kapan saja. Serta jumlah balita
gizi buruk juga semakin berkurang.
"Mimpi saya adalah masyarakat desa bisa hidup sehat,
meskipun belum 100 persen tapi saya akan terus berjuang agar bisa menjadi
pecontohan desa siaga," ujar Bidan Sri Partiyah yang sudah menjadi PNS
sejak tahun 2006.
Sumber : detik Health
0 comments:
Posting Komentar